News

GAPKI Sebut Perlindungan Pekerja Adalah Fondasi Sawit Berkelanjutan

GABUNGAN Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menegaskan kembali komitmennya terhadap perlindungan hak-hak pekerja di sektor perkebunan kelapa sawit. Penegasan komitmen ini dalam rangka peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 1 Mei 2025.

Sebagai industri strategis nasional yang menyerap jutaan tenaga kerja dan menjadi tulang punggung ekspor nonmigas Indonesia, sektor sawit harus menjadi contoh dalam penerapan prinsip ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan.

Pekerja merupakan aset utama industri sawit. Perlindungan terhadap pekerja termasuk hak-hak dasar pekerja perempuan dan anak, merupakan fondasi untuk menjaga keberlanjutan industri ini dalam jangka panjang.

GAPKI terus mengedepankan advokasi dan pendampingan terhadap isu pekerja, khususnya perlindungan bagi pekerja perempuan dan pencegahan pekerja anak, peningkatan kondisi kerja, peningkatan kesadaran K3 dan mendorong dialog sosial dalam hubungan industrial antara pekerja dan perusahaan.

GAPKI berkomitmen untuk menghormati dan mendukung pemenuhan dan perlindungan hak-hak pekerja di semua kegiatan usaha dan hubungan usahanya di rantai pasok. Selama 8 tahun terakhir GAPKI aktif bekerjasama dengan ILO, Serikat Pekerja yang tergabung dalam JAPBUSI (Jejaring Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia) , CNV Internasioanal (Organisasi Buruh dari Belanda), Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kementerian Pertanian, BPJS Ketenagakerjaan, BAPPENAS, PAACLA, Earthworm Foundation, JARAK, PKPA instansi lainnya dalam memperbaiki kondisi ketenagakerjaan dalam perkebunan kelapa sawit melalui berbagai kegiatan.

Melalui forum dialog sosial Jaga Sawitan, yang merupakan inisiatif bersama antara GAPKI dan Jejaring Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia (JAPBUSI), berbagai langkah telah diambil untuk memastikan kondisi kerja yang layak di lapangan, termasuk pelatihan, penguatan kelembagaan ketenagakerjaan perusahaan, dan pemenuhan standar nasional maupun internasional.

Produktivitas dan kesejahteraan pekerja harus berjalan beriringan. Peningkatan kesejahteraan harus dibarengi dengan peningkatan produktivitas. Industri kelapa sawit saat ini dihadapkan pada produksi yang stagnan bahkan cenderung menurun, sementera konsumsi dalam negeri terus mengalamai peningkatan, khususnya untuk pangan, oleo-kimia dan biodiesel.

Peningkatan produktivitas pekerja mutlak diperlukan. Inovasi dalam tata kelola tenaga kerja, peningkatan kompetensi, serta penyediaan akses terhadap jaminan sosial dan kesehatan menjadi prioritas. Hal ini bukan hanya untuk memenuhi tuntutan pasar global, tetapi juga bagian dari strategi nasional dalam memperkuat daya saing industri sawit di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tantangan industri sawit saat ini tidak hanya berasal dari isu lingkungan dan pasar, namun juga tekanan politik luar negeri. Saat ini, industri sawit nasional tengah menghadapi tantangan besar dari tekanan perdagangan internasional, termasuk kebijakan diskriminatif Uni Eropa serta dampak dari kebijakan ekonomi dan perdagangan Amerika Serikat yang semakin proteksionis. Di tengah kondisi tersebut, konsolidasi internal melalui peningkatan kualitas tenaga kerja dan relasi industrial yang harmonis menjadi kunci mempertahankan daya tahan industri sawit nasional.

Investasi pada pekerja bukan hanya soal tanggung jawab sosial, tapi juga strategi geopolitik. Di saat perang dagang global semakin meruncing, Indonesia harus memperkuat hulu industri strategisnya, termasuk tenaga kerja sawit yang berdaya dan terlindungi.

GAPKI mengajak seluruh pemangku kepentingan pemerintah, serikat pekerja, dan segenap mitra untuk terus bekerja sama mewujudkan sistem ketenagakerjaan sawit yang inklusif, produktif, dan berkeadilan. Pekerja bukan semata sumber daya, tetapi mitra strategis dalam membangun industri sawit berkelanjutan. Perlindungan terhadap pekerja adalah bagian tak terpisahkan dari ketahanan industri dan harga diri bangsa. Hari Buruh Internasional bukan hanya tentang perayaan, tetapi refleksi atas komitmen bersama membangun industri sawit yang unggul dan berkelanjutan.

 

 

 

 

Sumber: Gapki