News

Perlindungan Pekerja Perempuan di Perkebunan Sawit, Panduan Praktis (Bag-01)

MINYAK kelapa sawit adalah salah satu komoditas terpenting bagi perekonomian Indonesia dengan sokongan ke devisa negara mencapai USD22,97 miliar atau setara Rp320,5 triliun pada 2020. Dengan sokongan sebesar itu, lebih dari cukup membuktikan peran industri yang menjadikan negeri pengekspor minyak sawit terbesar di jagat raya.

Begitu pun soal penyerapan tenaga kerja, total 5,5 juta tenaga kerja atau sepersepuluh serapan tenaga kerja dari sektor industri formal nasional dan perempuan menjadi bagian penting di dalamnya. Kaum hawa turut serta hampir di setiap tahapan dalam industri kelapa sawit, mulai dari pemupukan hingga pemungutan brondolan sawit jatuhan.

GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) melihat betapa pentingnya perlindungan bagi pekerja terutama pekerja perempuan, berinisiatif menyusun panduan praktis “Perlindungan Hak-Hak Pekerja Perempuan di Perkebunan Sawit.” Agar panduan ini praktis dan membantu membangun industri kelapa sawit Indonesia berkelanjutan, GAPKI bekerja sama dengan HUKATAN-KSBSI dan CNV. Beberapa nama penting terlibat dalam penulisan, yakni Sumarjono Saragih, Marja Yulianti, Amaliah Falah, Nursanna Marpaung, Eko Tamba.

Pada panduan praktis ini mengedepankan hak-hak pekerja perempuan, termasuk perlindungan dalam bekerja, kesetaraan upah dan lain-lain. Tujuannya industri sawit Indonesia dapat menjadi industri yang menjunjung tinggi kesejahteraan pekerja dan ke depan menjadi sektor produktif yang lebih maju lagi. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk perlindungan perempuan dan anak. Industri sawit Indonesia juga telah memiliki panduan tentang anak berupa “Sawit Indonesia Ramah Anak, Panduan Praktis dan Praktik Baik.”

Panduan perlindungan pekerja perempuan di perkebunan sawit ini membuat rangkaian panduan perlindungan hak-hak perempuan di perkebunan sawit, mulai dari komitmen tertulis perusahaan, membentuk komite gender dilanjutkan memfasilitasi pembentukan komunitas perempuan, keterwakilan perempuan pada level pengambil kebijakan, perbaikan kondisi kerja, perbaikan sarana dan prasarana menjaga kesehatan perempuan, dan terakhir sarana kesejahteraan anak-anak. Karena semua pada tahu, anak merupakan salah satu hal yang paling diperhatikan oleh perempuan. Anak yang terlindungi dan bahagia, dipastikan para ibu yang menjadi pekerja akan bekerja dengan hati gembira dan produktif. Perempuan Berdaya, Sawit Berjaya. Mewujudkan Sawit Indonesia Berkelanjutan. (bersambung)

 

 

Sumarjono Saragih merupakan Chairman Founder Worker Initiatives for Sustainable Palm Oil (WISPO), Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumatera Selatan.